MUSEUM FATAHILLAH
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia
adalah sebuah museum yang terletak di Jl. Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat
dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung ini dahulu adalah sebuah
Balai Kota Batavia yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur
Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam,
terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta
bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan
ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret
1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Pada tahun
1937, Yayasan Oud Batavia mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum
mengenai sejarah Batavia, yayasan tersebut kemudian membeli gudang perusahaan
Geo Wehry & Co yang terletak di sebelah timur Kali Besar tepatnya di Jl.
Pintu Besar Utara No. 27 dan membangunnya kembali sebagai Museum Oud Batavia.
Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939.
Pada masa
kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan
LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 “Museum
Djakarta Lama” diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada
saat itu Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah
Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Untuk
meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999
bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan
benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat
bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewas
bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta
dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta
berusaha menyeediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota
Jakarta, sejak masa prasejarah sehingga masa kini dalam bentuk yang lebih
rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya Museum Sejarah Jakarta berusaha
menggambarkan “Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya” dari berbagai kelompok
suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta
seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan
kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangsang pengunjung untuk tertarik
kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya.
![]() |
Gambar gedung Museum Fatahillah saat masih merupakan Balai Kota Batavia, tahun 1770 |
![]() |
Salah satu koleksi meriam di Museum Fatahillah |
![]() |
Ciri khas bangunan, penunjuk arah mata angin di atap |
0 komentar:
Posting Komentar