Sabtu, 24 Oktober 2015

Resensi Novel

Rhea Bete!




Judul                    : Nggak Usah Jaim Deh!
Jenis                     : Fiksi
Penulis                  : Valleria Verawati
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit          : 2005
Tempat terbit        : Jakarta
Jumlah halaman     : 236


          Cewek satu ini lahir di Jakarta, 2 Juni 1984. Orangtuanya memberi nama “Verawati”, telah setelah dibaptis bertambah menjadi “Valleria Verawati” dan nama panggilan kesayangannya “Verra”. Saat ini Vera kuliah di fakultas psikologi Universitas Tarumanegara. Selain hobi baca dan nulis, Vera hobi banget ngoleksi novel TeenLit khusus karya anak bangsa alias TeenLit lokal. Katanya sih karya dalam negeri lebih nyambung kalau dibaca. Buku favoritnya tuh Harry Potter, dan Vera sangat mengaggumi J.K.Rowling.
          Hobi menulisnya itu sudah muncul sejak masih SD, tapi waktu itu hasil karyanya Cuma untuk ditempel di majalah dinding sekolah. Menulis baginya adalah cara untuk menghibur diri. Cewek ini bilang, dengan menulis dia bisa mengungkapkamn seluruh perasaannya. Nggak Usah Jaim Deh! adalah novel pertamanyayang berhasil ia selesaikan. Biasanya kalau nulis cerita yang panjang, dia suka bosan sehingga sering kali cerita itu putus di tengah jalan. Makanya waktu noveel ini selesai, dia nekat mengirimkannya.
          Pecinta warna pink ini juga merasa dirinya masih pemula di dunia menulis. Makanya dia senang banget waktu dikasih kesempatan dan bantuan dari tim GPU untuk menerbitkan novelnya ini. Ibarat pelari, Vera merasa akhirnya dia bisa juga berdiri di garis START untuk mengawali perjuangannya. Dia berharap banget novel ini bukan novelnya yang terakhir. Dia juga pengin banget bisa terus berkarya dan mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Saat ini salah satu dari berjuta mimpinya telah tercapai, yaitu melihat nnovelnya terpanajang di toko-toko buku.


          Setiap hari dilalui Rhea dengan wajah manyun. Gimana nggak manyun, coba? Berangkat dan pulang sekolah bareng papa. Nila-nilainya dipantau papa. Tingkahnya di sekolah pun diawasi papa. Soalnya papa Rhea kepala sekolah. Boro-boro bisa pacaran, cabut ke mal aja nggak bisa.
          Makanya waktu Felix ngajak nonton, Rhea senang banget. Kencan pertama, bo! Tapi papa ngelarang Rhea pacaran karena nilai-nilai Rhea menurun drastis. Karena itu papa meminta Nico teman kakak Rhea untuk ngelesin Rhea. Nico emang pinter dan lumayan keren. Tapi kalo jaimnya selangit, mana betah Rhea diajarin sama si Nico. Nggak Usah Jaim Deh!


Novel ini cerita nya simpel, alurnya mudah dimengerti, bahasanya juga sehari-hari dan enak dibaca. Ceritanya manis dan lucu.

Novel ini ada bagian-bagian yang kurang diperjelas, seperti kasusnya Betet sama Marcia kurang diceritakan.

Nico membawa Rhea pergi ke pantai, dan duduk di batu karang di sana. Rhea merasa sangat nyaman. Kesempatan itu juga Rhea gunakan untuk bertanya, mengapa Nico akhir-akhir ini sangat berbeda dari sebelumnya, terutama perlakuannya. Jawaban Nico mengejutkan Rhea. Ternyata selama ini Nico menyukai Rhea, apalagi setelah bertahun-tahun mereka nggak ketemu. Nico menjadi jutek dan tegas, semata-mata karena ia ingin menjadi sosok yang diidolakan Rhea semenjak kecil yaitu papanya. Ia berharap dengan begitu Rhea menyukainya. Tapi sifatnya itu malah bikin Rhea bete, dan mereka jadi sering berantem.

Novel ini menceritakan kisah seorang gadis SMA yang cantik, Rhea, dengan kehidupan yang menurut dia jauh dari kata menyenangkan. Coba bayangkan, tiap hari diantar dan dijemput ma papanya, nilai-nilainya dipantau oleh papanya, tingkahnya di sekolah pun diawasi oleh papanya. Maklum, papa gadis ini adalah kepala sekolahnya sendiri, apalagi papa Rhea sudah sangat kental dengan sebutan kepala sekolah sangar. Dan karena latar belakang seperti itu, boro-boro bisa pacaran, cabut ke mal aja susahnya minta ampun.

Suatu hari, salah satu cowok the most wanted di sekolah, Felix, mengajak Rhea nonton. Amazing! That’s first date, bo’! Tapi, seperti dugaan Rhea, papanya melarang Rhea pacaran, karena selain menurutnya Rhea tak pantas bergaul dengan orang semacam Felix, siswa yang tidak bisa dipercaya, pengecut dan tak tahu aturan, semenjak itu nilai-nilai Rhea pun menurun drastis. Nah melihat kondisi nilai-nilai Rhea, papanya meminta Nico teman kakak Rhea mengajari Rhea Soalnya nilai-nilai Rhea yang 7 atau 8 yang menurut teman-teman Rhea adalah nilai impian dianggap papa ‘kurang memuaskan’. Nico memang pintar dan lumayan keren. Tapi, kalo jaimnya selangit, Rhea mana betah diajar sama si Nico.

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates